Cerpen: Antara Cinta dan Luka

Nama ku Meysa, aku putri kelahiran 9 Agustus 2005.

Rabu, 14 Februari 2023 adalah hari valentine. Di mana kami mengadakan acara pada malam harinya.

Malam itu juga aku mengundang seseorang yang aku anggap sebagai pacar, namanya Irfan. Kami sudah lama berpacaran.

Malam itu adalah malam yang spesial bagi ku karena bersama Irfan, aku merayakan pesta valentine day sampai selesai.

Masa itu pun sudah lalu begitu saja.

Beberapa bulan kemudian, cinta itu tak lagi seindah senja. Aku tak ada kabar tentang Irfan.

Dan aku merasa sedang tidak baik, seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh Irfan. Ternyata Irfan sudah ada pilihan nya.

Mengetahui hal itu, hati ini merasa sakit sekali. Seperti api yang berkobar di siang hari. Dalam hati ini banyak pertanyaan yang muncul.

Apa yang salah dari ku?

Mungkinkah karena terbentang jarak atau mungkinkah aku yang kurang paham?

Kau berikan cinta tapi kau memberikan luka, luka yang membuatku tak sanggup lagi untuk bertahan.

Sebab, tak pernah sekalipun aku minta engkau beralih tuk mencintai dia.

Banyak hal yang menyakitkan di dunia ini, bagi ku jatuh cinta adalah hal yang menyenangkan tapi juga menyakitkan.

Namun di mata orang lain jatuh cinta memang terasa manis dan indah. Terlebih lagi jika orang yang kita cintai mencintai kita, itu adalah sebuah keberuntungan.

Tapi dibalik keberuntungan ada hal yang hadir yang menyakitkan bila mana seseorang yang kita cintai telah menghadirkan orang lain diantara kita.

Yang lebih sakitnya lagi adalah saat kita menganggap seseorang itu berharga tapi ternyata kita tidak begitu penting dalam hidup mereka.

Bukankah itu menyakitkan? haruskah kita bertahan di posisi itu?

Bagi ku tidak ada yang sempurna tentang aku dalam dunia cintanya.

Aku tahu seseorang akan pergi setelah mengenal kita lebih dalam.

Seseorang menghadirkan kita dalam hidupnya hanya sebatas keinginan, dan dia hadir dalam hidup kita hanya untuk sekedar cerita.

Itulah aku yang kini lebih memilih mengasingkan diri dari siapapun yang berpura-pura merangkai kisah dan cinta dalam kehidupan ku yang kesekian kalinya, sebab aku tak mau pada akhirnya akan tersakiti lagi.

***

Karya Avilinda Daiman, putri kelahiran Pateng Leong,09 Agustus 2005. Memiliki kebiasaan senyum tipis-tipis setiap saat.